awal

Sunday, 29 March 2015

Asal-Usul Pesing

  Pesing adalah sebuah pasar tradisional yang terletak di Kedoya Utara,Kecamatan Kebon Jeruk,Jakarta Barat.Di sekitar pasar juga terdapat rumah-rumah penduduk yang umumnya dihuni oleh orang-orang Betawi.Nama tempat ini terasa unik karena seolah bau pesing.
  Menurut cerita para sesepuh daerah itu,kawasan tersebut dulunya tempat berkumpulnya para pedagang yang datang dari pelosok Batavia.Untuk membawa dagangan seperti sayuran,buah-buahan,rempah-rempah,dan bumbu dapur,mereka selalu mengguanakan gerobak yang ditarik seekor kuda (dulu disebut pedati).Jumlah gerobak berkuda milik mereka cukup banyak,bahkan hingga puluhan,dan bertemu di tempat itu biasanya pada pagi hari.
  saat itu,kuda-kuda pengangkut sayuran sering kecing di jalanan sehingga menimbulkan bau pesing yang sangat menyengat.Siapa pun yang lewat kawasan tersebut spontan akan menutup hidung.Bermula dari situlah orang-orang menyebut tempat tersebut sebagai pasar pesing atau pesing saja.Sampai sekarang daerah pesing masih ada,letaknya cukup strategis karena sebelah utaranya jalan raya Daan Mogot yang menuju Kalideres atau Kota Tangerang.




Sumber:212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe

Saturday, 28 March 2015

Asal-Usul Jembatan Lima

  Jembatan Lima adalah sebuah kawasan yang merupakan kelurahan di Tambora,Jakarta Barat.Tempat ini termasuk kawasan padat penduduk.Aktivitasnya warganya pun begitu kompleks,seakan menjadikan daerah tersebut sebagai kota yang tak pernah mati.Sebab,sebagian aktivitasnya di sana berlangsung selama 24 jam.Padahal,dulunya tempat ini berupa rawa dan semak belukar.
  Nama Jembatan Lima konon berasal dari cerita rakyat yang menyatakan bahwa di kawasan tersebut,dulunya terdapat lima jembatan yang menghubungkan kampung satu dengan kampung yang lain.Hal tersebut sesuai dengan catatan dalam buku sejarah kota Jakarta,yang menyebutkan nama Jembatan Lima berasal dari nama jumlah jembatan yang dulu ada di di daerah itu.Masing-masing adalah jembatan di jalan Hasyim Ashari,Jembatan Kedung,Jembatan Petuakan,Jembatan Kampung Masjid,dan Jembatan Kampung Sawah.Jembatan tersebut dulu berfungsi sebagai penghubung antara kampung di Jembatan Lima.Namun sejak kawasan tersebut banyak dijamuri proyek pembangunan gedung,kelima jembatan itu sudah hilang bak ditelan zaman.Kelimanya hilang begitu saja tanpa bekas.



Sumber:212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe

Asal-Usul Angke

  Angke adalah sebuah kawasan perkampungan tertua dan bersejarah di Jakarta Barat.Tempat ini terkenal karena ada masjid Al-anwar alias masjid Angke yang dibangun sekitar tahun 1714,Sekarang lebih dikenal sebagai kampung Angke,Kecamatan Tambora,Kotamadya Jakarta Barat.
  Nama Angke berasal dari bahasa Cina yang merupakan gabungan dua suku kata yakni: ang yang artinya darah dan ke yang artinya bangkai.Menurut sejarang kota Batavia,pada tahun 1740 di kawasan ini meletus kerusuhan besar dan berdarah.Terjadi pemberontakan orang-orang Cina; rumah-rumah penduduk dibakar dan ribuan orang Cina dibantai oleh tentara Belanda.
  Mayat orang-orang Cina bergelimpangan di jalan dan berbagai tempat lainnya.Mayat-mayat itu lalu dibawa dan dihanyutkan ke kali yang ada di dekat peristiwa tragis tersebut.Darah yang bersimbah pada ribuan mayat itu meleleh dan melebur ke air kali,sehingga warnanya menjadi merah darah.Semenjak itulah penduduksetempat,terutama orang-orang Cina menyebut kali itu Angke.Bahkan kemudian menjadi nama bagi kawasan terebut.
  Sebelum terjadi tragedi berdarah itu,kampung tersebut bernama kampung Bebek.Tentu karena orang-orang Cina yang tinggal di daerah itu kebanyakan memelihara atau beternak bebek.tempatnya memang cocok lantaran di dekat sungai.Tapi,sejak meletus kerusuhan berdarah dan memakan ribuan korban,tempat tersebut langsung berganti nama jadi kampung Angke dan populer hingga sekarang.




Sumber:212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe


















 

Asal-Usul Sunter

Sunter

  Sunter adalah sebuah kawasan strategis dan cukup elit di Kecamatan Tanjung Priok,Jakarta Utara.Lokasi daerah ini tidak jauh dari jalan bay pass JL.Suprapto.Nama Sunter terkenal tentu karena sekarang banyak kompleks perumahan mewah serta kantor-kantor yang kebanyakan menjadi showroom mobil.
  Daerah Sunter merupakan salah satu kawasan yang dikembangkan dengan sistem otorita.Daerah ini ditetapkan sebagai pusat pergudangan kota Jakarta karena letaknya dekat dengan pelabuhan samudra Tanjung Priok.Juga tidak terlalu jauh dengan kawasan industri Pulo Gadung dengan akses menuju propinsi-propinsi di Jawa lainnya.Gudang-gudang di Sunter penuh dengan petikemas.
  Nama Sunter diyakini berasal dari nama sungai Sunter yang melewati wilayah tersebut.Kemungkinan pula diambil dari kondisi sungai itu yang pada masa lalu airnya mengalir dengan sangat deras,yang berasal dari kata santer atau banter yang berarti cepat.Karena kawasan ini cukup rendah dan ada kali Sunter,tidak heran kalau musim hujan sering kebanjiran.










Sumber:212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe

Asal-Usul Penjaringan

Penjaringan

  Penjaringan adalah nama tempat yang merupakan suatu kelurahan dan kecamatan yang terletak di sebelah utara Pelabuhan Sunda Kelapa,Jakarta Utara.Mendengar kata "penjaringan" orang mungkin sudah terbayang tentang aksi menjaring ikan di pantai atau lautan.Jangan-jangan itulah asal-muasal nama tempat tersebut?
  Benar.Di teluk Jakarta,sejak zaman penjajahan Belanda,para nelayan pribumi memang terbiasa mencari ikan sebagai sumber nafkah dan kehidupannya.Untuk itu mereka menggunakan jaring,dan di daerah itu pula diproduksi alat penangkap ikan paling sederhana ini.Nah,dari kenyataan itulah daerah tersebut kemudian diberi nama Penjaringan.
  Cerita lain juga menyebutkan bahwa nama Penjaringan berasal dari sebuah tempat yang terdapat jaring-jaring yang dijemur dan sedang diperbaiki di tepi pantai.Jaring-jaring tersebut ada yang terbuat dari benang nilon dan ada pula dari belahan bambu berukuran kecil-kecil.Semua jaring itu tak lain adalah milik para nelayan."Ayo kita ke penjaringan mencari ikan,"kata nelayan pada masa itu.Akhirnya,warga sekitar pun menyebut nama tempat itu Penjaringan.







Sumber:212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe

Asal-Usul Marunda

MARUNDA

  Marunda kini menjadi sebuah kelurahan (kelurahan Marunda),Kecamatan Cilincing,Jakarta Utara.Kawasan ini menyimpan banyak cerita misteri di masa lampau,bahkan keberadaannya konon lebih tua dari kota Jakarta.Kenapa tempat ini diberi nama Marunda?Ternyata ada beberapa versi.
  Menurut keterangan sesepuh atau tokoh masyarakat setempat,kata Marunda berasal dari kata merendah.Maksudnya,penduduk atau warga di situ dari dulu hingga kini punya sifat rendah hati.Mereka menjauhi sikap sombong,apalagi takabur yang dilarang ajaran agama.Terutama ajaran islam dipegang teguh dan menjadi way of life sehari-hari.Karena sifat kerendahhatian inilah lama-lama tempat ini mendapat julukan Merendah,dan akhirnya menjadi sebutan yang populer hingga sekarang Marunda.
  Ada juga yang mengatakan karena secara topografi struktur tanah di daerah itu berundak-undak alias tinggi dan rendah,sehingga oleh warga setempat sering disebut "merundak" atau "merendah" hingga akhirnya terbiasa disebut "marunda".Memang,kawasan ini terletak di tepi pantai,dan dalam sejarahnya pernah dipakai sebagai markas balatentara islam,baik dari Jayakarta,Banten maupun Mataram (Jawa Tengah).







Sumber:212  Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe

Asal-Usul Sunda Kelapa

SUNDA KELAPA

  Sunda Kelapa adalah nama sebuah pelabuhan dan tempat sekitarnya,tempatnya terletak di Kelurahan Penjaringan,Kecamatan Penjaringan,Jakarta Utara.Tempat ini sangat penting karena merupakan cikal-bakal lahirnya kota Jakarta,22 Juni 1527.Semula bernama Kalapa,yang merupakan pelabuhan kerajaan Pajajaran yang beribukota di Pakuan (kini Bogor) yang direbut pasukan Demak dan Cirebon.
  Pelabuhan Kalapa telah dikenal semenjak abad ke-12 dan kala itu merupakan pelabuhan terpenting Pajajaran.Kemudian pada masa masuknya islam dan para penjajah Eropa,Kalapa diperebutkan antara kerajaan-kerajaan Nusantara dan Eropa.Akhirnya Belanda berhasil menguasai cukup lama sampai lebih dari 300 tahun.Para penakluk ini mengganti nama pelabuhan Kalapa dan sekitarnya.Namun pada awal tahun 1970-an,nama kuno Kalapa kembali digunakan sebagai nama resmi pelabuhan tua ini dalam bentuk Sunda Kelapa.
  Menurut penulis Portugis,Tome Pires,Kalapa adalah pelabuhan terbesar di Jawa Barat,selain Sunda (Banten),Pontang,Cigede,Tamgara,dan Cimanuk yang juga dimiliki Pajajaran.Sunda Kelapa yang dalam teks ini disebut Kalapa dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaanyang disebut dengan nama Dayo (dalam bahasa Sunda modern:dayeuh yang berarti kota) dalam tempo dua hari.Jadi,Sunda Kelapa berasal dari gabungan kata Sunda dan Kelapa.Sunda Kelapa berarti pelabuhan Kelapa yang dimiliki Sunda.
  Pelabuhan ini telah dipakai sejak zaman Tarumanegara dan diperkirakan sudah ada sejak abad ke-5 dan saat itu disebut Sundapura.Pada abad ke-12,pelabuhan ini dikenal sebagai pelabuhan lada yang sibuk milik kerajaan Sunda,yang memiliki ibukota di Pakuan Pajajaran atau Pajajaran yang saat ini menjadi Kota Bogor.Kapal-kapal asing yang berasal dari Tiongkok,Jepang,India Selatan,dan Timur Tengah sudah berlabu di pelabuhan ini membawa barang-barang seperti porselin,kopi,sutra,kain,wangi-wangian,kuda,anggur,dan zat warna untuk ditukar dengan rempah-rempah yang menjadi komoditas dagang saat itu.







Sumber:212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe

Asal-Usul Semper

SEMPER

  Semper adalah sebuah kawasan atau perkampungan yang merupakan kelurahan di kecamatan Cilincing,Jakarta Utara.Kawasan ini terbagi dua:Semper Timur dan Semper Barat.Penduduk di daerah ini mayoritas etnis Betawi,kemudian Jawa,Madura,Timor.
  Nama Semper konon berasal dari keadaan tempat tersebut.Dulu di daerah ini terdapat emperan yang banyak es yang biasa digunakan para nelayan untuk mengawetkan ikan adar tetap segar dan tidak busuk.Para nelayan sehari-hari mencari ikan di laut dekat Pelabuhan Tanjung Priok.Hasil tangkapannya untuk dimakan atau dijual.Namun,ada juga yang menduga kata Semper berasal dari kata Sampur,nama tempat lain di Jakarta Utara yang tak jauh dari kawasan itu.Mungkin kata Sampur diplesetkan jadi Semper










Sumber:212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe

Asal-Usul Kalibaru

KALIBARU

  Kalibaru adalah sebuah kawasan yang merupakan kelurahan di kecamatan Cilincing,Jakarta Utara.Daerah ini sangat penting karena punya koneksi dengan aktivitas para nelayan di pelabuhan Tanjung Priok.
  Dulunya,pada tahun 1960-an,daerah ini sebagai pelabuhan ikan yang merupakan pindahan pelabuhan ikan kali kresek lahoa yang ditutup pada 1967.Terdiri dari 2 tempat,yaitu Kalibaru Timur dan Kalibaru Barat.Di pelabuhan ini dilakukan pendaratan,pelelangan,bongkar muat ikan dan pemasaran ikan.Pada masa kejayaan puka harimau (trawl),pelabuhan ini tergolong ramai aktivitasnya,karenalokasinya berdekatan denganpelabuhan kayu,juga terkait proyek pengembangan pelabuhan tanjung priok.
  Berdasarkan SK Gubernur DKI No.268/1977 tanggal 8 Mei 1977 aktivitas pelabuhan ini bagi kapal ikan trawl ditutup.Sementara itu untuk jenis perahu nelayan secara bertahap seluruhnya dipindahkan ke Muara Angke.Aktivitas pelabuhan ikan kalibaru berakhir tahun 1988.perkembangan selanjutnya Kalibaru merupakan pelabuhan yang menyediakan prasarana khusus untuk bongkar muat kayu di Jakarta yang keberadaannya di bawah manajemen Ditjen Perhubungan Laut,Departemen Perhubungan RI.Jadi,nama Kalibaru berasal dari nama pelabuhan ikan tempo dulu.







Sumber:212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe

Asal-Usul Cilincing

 CILINCING

 Cilincing adalah sebuah kecamatan yang cukup penting di wilayah jakarta utara.Daerahnya strategis,berada di sebelah timur pelabuhan Tanjung Priok.Karena itu daerah Cilincing dulu dan kini menjadi transit yang paling dekat bagi para awak kapal serta pekerta pelabuhan.Mengapa diberi nama demikian?
  Menurut kisahnya,Cilincing diambil dari nama anak sungai yang mengalir dari selatan ke utara (Ci adalah bahasa sunda yang artinya sungai).Nama Cilincing juga berasal dari nama jenis pohon yang tumbuh di daerah tersebut pada masa itu.kira-kira mirip dengan pohon belimbing wuluh.pohon buah itu banyak tumbuh di tepi dan sekitar sungai.jadi,nama Cilincing adalah kombinasi atau gabungan dari nama sungai dan pohon buah sejenis belimbing wuluh.
   Dalam sejarah kota Batavia,kawasan cilincing memegang peranan cukup penting.Di daerah ini pada 4 Agustus 1811 pasukan balatentara Inggris yang jumlahnya hampir 12.000 orang,mendarat tanpa perlawanan dari pihak Belanda,yang masa itu berada di bawah kekuasaan Prancis.







Sumber:212 Asal-Usul djakarta tempo doeloe